Awalnya mungkin kita menganggap Mitsubishi Mirage bagaikan fatamorgana. Mengingat sejarahnya di sini, Mitsubishi adalah penguasa sektor komersil. Baru setelah model baru seperti Pajero Sport dan Outlander Sport masuk, sektor penumpang Mitsubishi menggeliat.
Faktanya, Mirage merengkuh sukses di negeri kelahirannya Thailand. Klaim konsumsi BBM seirit 21 km/liter di negeri Gajah Putih membuatnya naik daun.
Sebagai model termewah, Mitsubishi memasukkan tipe Exceed. Tubuh mininya tampak memikat dengan aplikasi beberapa panel unik. Seperti desain gril tipis yang menyatu dengan bumper berlubang udara besar. Kap mesin kokoh dengan tonjolan sepasang bahu. Serasi dengan fog lamp yang dilingkupi rumah cantik.
Ke belakang, desain bumper menyiku di sudut tampak unik. Bentuk ini mengurangi turbulensi di belakang mobil. Dipadu roof spoiler, mestinya kotoran saat hujan yang biasa menempel di kaca belakang bisa direduksi. Meski patut diakui, bumper gembung di sisi belakang bukanlah selera setiap orang.
Kesan mewah terlihat dari kelir kabin two-tone. Kami suka desain kisi AC tengah yang serasi dengan kontrol audio dan AC climate control di bawahnya. Berkesan modern dan rapi. Serasi dengan bentuk kemudi palang tiga sporty dan panel instrumen dilengkapi MID.
Sebagai flagship, Exceed dilengkapi beragam fitur kenyamanan. Sebut saja tombol Start/Stop. Sebagai pendamping adalah keyless yang dilengkapi immobilizer. Memudahkan dan menaikkan level kemewahan Mirage.
Kami sempat mencoba Mirage versi Thailand. Mesin dan kaki-kakinya sama persis dengan versi Indonesia. Ia menggunakan unit 1.193 cc bertenaga 78 dk pada 6.000 rpm dan torsi 100 Nm pada 4.000 rpm. Di Indonesia ia menjadi Small Hatchback pertama menggunakan transmisi otomatis 6-speed CVT.
Meski tidak terlalu sigap, namun mesin dapat mengikuti injakan pada pedal gas dengan baik. desing khas mesin 3-silider masih terdengar di putaran atas. Aplikasi teknologi MIVECS III membuat perpindahan gigi terasa halus. Respons transmisi lebih sigap ketika tuas transmisi diposisikan ke S (Sport).
Rentang perbandingan sabuk baja antara 4,007-0,550 membuat karakter transmisi bisa mengikuti kemauan pengemudi. Kuat di akselerasi awal, namun tetap halus dan tenang di kecepatan tinggi. Tak sabar mencobanya cruising di jalan tol untuk menghitung konsumsi BBM-nya.
Namun ternyata ada perbedaan antara transmisi CVT versi Thailand dan Indonesia. Mirage Indonesia mengganti posisi S dengan B (Brake). Fungsinya sama dengan over drive untuk mendapatkan efek engine brake saat berjalan turun. Posisi gigi dikunci di 3 dengan perbandingan besar.
Pengendalian Mirage cukup baik. Mobil cukup nurut saat zig-zag melewati kun atau menikung. Memang aplikasi Electronic Power Steering (EPS) membuat kemudi ringan. Masih bisa memberikan rasa. Namun begitu kecepatan ditambah, potensi understeer langsung terdeteksi.
Ya, pada umumnya handling Mirage masih menyenangkan. Radius putar 4,4 meter mempermudah upaya parkir. Termasuk salah satu yang terkecil di kelasnya. Bantingan suspensi juga cukup pas untuk mobil sekelasnya. Ruang kaki masih dalam taraf memadai, dengan posisi duduk cukup tegak di belakang.
Fitur lain yang terdapat pada Mirage Exceed adalah dual airbags dan port USB. Ruang penyimpanan cukup berlimpah, termasuk rongga di atas glove box dan di depan tuas transmisi. Tilt steering membantu pengemudi mencari posisi setir yang pas.
Artikel keren lainnya: